Jumat, 17 Agustus 2012

Dzikir untuk Atasi Derita di Jalan Cinta

 

Berikut ini adalah kutipan naskah buku M Shodiq Mustika, Dzikir Cinta Islami, Bab 3, “Atasi Derita di Jalan Cinta”. Isinya: cara dzikir [1] supaya tangguh hadapi masalah berat, [2] supaya tabah hadapi musibah, [3] supaya penyesalan tidak sia-sia, [4] supaya selamat dari penderitaan, [5] supaya tidak menderita lagi.

3
Atasi Derita di Jalan Cinta
Assalamu ‘alaikum ustadz Shodiq Mustika.
Saya sedang menghadapi masalah percintaan dimana dalam kasus ini saya yang bersalah. Kami sudah pacaran selama 7 tahun, dan saya sering menyakiti hatinya dengan wanita lain. Sekarang pada saat dia sudah tidak tahan dan ingin menyendiri, saya merasa sangat kehilangan. Padahal, sebentar lagi kami masuk dalam tahap lebih serius, yaitu menikah. Lalu sekarang ini saya hanya bisa berdoa dan meminta pada Allah supaya saya diberi kekuatan untuk bisa berubah jadi lebih baik (baik dari segi duniawi dan akherat) dan dapat sesuai dengan keinginannya.
[1] Apakah penyesalan saya ini terlambat?
[2] Apakah Allah akan memberi kesempatan pada saya untuk mendekatkan dia pada saya?
[3] Saya sudah berusaha untuk pasrah, tapi apakah saya salah kalau saya diberikan kesempatan yang terakhir?
[4] Kira-kira dzikir apa yang mampu membuat saya lebih tenang lagi?
Terima kasih. Wassalam.
Masyhar
Wa’alaykum salam, Masyhar. Jawaban terhadap pertanyaan pertama akan kita simak nanti di bawah, pada sub-bab “Supaya Penyesalan Tidak Sia-sia”. Pertanyaan kedua dan ketiga kurang relevan dengan topik pembahasan kita sekarang. Karenanya, saya menjawab di tempat lain, yaitu di http://pacaranislami.wordpress.com/2007/06/22/apakah-penyesalan-ini-terlambat/
Adapun pertanyaan keempat merupakan pertanyaan yang sangat relevan dengan bab ini. Karenanya, saya akan menguraikan jawaban saya sebagaimana terpapar di bawah ini, hingga akhir bab ini.
Pertanyaan tersebut, “dzikir apa yang mampu membuat saya lebih tenang lagi”, bagus sekali. Sebab, meskipun semua dzikir itu menenangkan kita, khasiat masing-masing tidaklah sama. Keampuhannya bergantung pada kesesuaiannya dengan masalah yang sedang kita hadapi.
Untuk contoh, perhatikan ucapan tasbih dan tahmid yang kita kaji di akhir bab yang lalu. Untuk mensyukuri keindahan yang kita kagumi, kalimat tasbih cenderung lebih sesuai (relevan) daripada tahmid. Namun untuk mensyukuri kenikmatan yang kita rasakan, kalimat tahmid cenderung lebih efektif daripada tasbih.
Sekarang, bagaimana dengan masalah penderitaan di jalan cinta (seperti yang dihadapi oleh Masyhar sebagaimana tersebut di atas)? Dzikir yang bagaimanakah yang tergolong lebih relevan? Mari kita kaji.

Supaya Tangguh Hadapi Masalah Berat

Bayangkanlah bahwa Anda menjadi komandan sebuah pasukan kecil. Tentara Anda sedikit, kurang berpengalaman, dan bersenjata sederhana. Dengan pasukan ini, Anda harus berperang melawan sebuah pasukan besar. Tentara mereka banyak, berpengalaman, dan bersenjata canggih. Sungguh ini merupakan masalah yang berat, bukan?
Akan tetapi, meskipun seberat itu, masalahnya ternyata dapat teratasi. Salah satu komandan luar biasa yang berhasil mengatasi problem seberat itu ialah Thalut. Ia dan pasukan kecilnya mengalahkan pasukan Jalut yang besar.
Bagaimana pasukan Thalut yang kecil dapat menjadi sedemikian tangguh, sehingga menaklukkan pasukan Jalut yang besar? Salah satu kunci utama kesuksesannya, pasukan Thalut berdoa:

Rabbanâ afrigh ‘alaynâ shabrâ. Wa tsabbit aqdâmanâ. Wanshurnâ ‘alal qawmil kâfirîn.
(Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, kokohkanlah langkah kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang yang ingkar.)
(QS al-Baqarah [2]: 250)
Kalau kita menghadapi masalah berat dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di dunia cinta, doa tersebut tentunya dapat kita manfaatkan. Insya’Allah kita menjadi lebih kuat daripada problem yang sedang kita hadapi.

Supaya Tabah Hadapi Musibah

Bagaimana Allah SWT menjadikan kita tangguh? Caranya melalui musibah, kecemasan, keletihan, atau pun cobaan lainnya. Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki baik oleh Allah, niscaya Dia akan memberinya cobaan.” (HR Bukhari dari Abu Hurairah r.a.)
Saya yakin, Allah SWT menghendaki Anda menjadi baik. Karenanya, Dia memberi Anda cobaan. Cobaan yang bagaimana? Dan bagaimana caranya supaya lulus dari cobaan Tuhan itu?
Allah SWT menjelaskan, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan; dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, [yaitu] orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kita kembali‘.” (QS al-Baqarah [2]: 155-156)
Jadi, cobaan Tuhan itu bukan untuk menjadikan kita lemah tak berdaya, melainkan menjadikan kita tangguh. Sementara itu, ucapan istirja’ (sebagaimana termaktub pada akhir kutipan tersebut) membuat kita menjadi tabah menghadapi cobaan itu. (Perhatikan! Cobaan Tuhan bukan hanya berupa wafatnya orang yang kita sayangi. Dengan kata lain, ucapan istirja’ tidak hanya berlaku pada peristiwa kematian, tetapi juga pada ketakutan, kelaparan, kemiskinan, dan berbagai cobaan lainnya.) Karenanya, kalau Anda ingin menjadi tabah menghadapi cobaan Tuhan, termasuk penderitaan di jalan cinta, silakan ucapkan istirja’:

Inna lillâhi wa innâ ilayhi râji‘ûn.
(Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kita kembali.)
(QS al-Baqarah [2]: 156)

Supaya Penyesalan Tidak Sia-Sia

Penyesalan kita mungkin biasanya kita wujudkan dengan memohon ampun kepada Allah dalam bentuk ucapan istighfar: astaghfirullâh (aku memohon ampun kepada Allah) dan sebagainya. Sebenarnya, di samping dzikir semacam ini, masih ada dzikir alternatif lain yang juga menunjukkan penyesalan yang mendalam, sebagaimana yang akan saya tunjukkan di bawah ini.
Penyesalan Masyhar pada kasus di atas, yang belum berhasil menggaet seorang wanita pujaan ke jenjang pernikahan walau telah melewati masa pacaran selama tujuh tahun, mengingatkan saya pada kasus Nabi Yunus a.s.. Selama 30 tahun berdakwah, konon beliau “hanya” menggaet tiga orang ke jalan Allah.
Dan ingatlah [kisah] Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah [lantaran "kegagalan" dakwahnya]. Ia menyangka bahwa Kami tidak berkuasa atas dirinya. Maka ia berseru dalam kegelapan [menyesali kesalahannya]: ‘Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim‘.” (QS al-Anbiyaa’ [21]: 87)
Demikianlah Yunus a.s. menyesali kesalahannya. Tentu saja, penyesalan beliau bukanlah sekadar penyesalan terhadap apa yang telah terjadi, melainkan disertai dengan perbaikan diri di waktu-waktu selanjutnya. Beliau kemudian termasuk dalam golongan “orang-orang yang banyak mengingat Allah” (QS ash-Shaffat [37]: 143).
Lantas, bagaimana hasil dari penyesalan yang beliau wujudkan dalam bentuk dzikir (seruan kepada Tuhan) tadi? Manis! Penyesalannya tidaklah sia-sia.
Allah SWT menyatakan: “Maka Kami memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari kedukaan.” (QS al-Anbiyaa’ [21]: 88)
Jadi, kalau Anda mau selamat dari kedukaan, termasuk di kancah cinta, maka ketika merasakan penyesalan, silakan ucapkan dzikir:

Lâ ilâha illâ anta, subhânaka innî kuntu minazh zhâlimîn.
(Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.)
(QS al-Anbiyaa’ [21]: 87)

Supaya Selamat dari Penderitaan

Apabila disertai dengan penyesalan diri, maka kita dapat mengucapkan dzikir ala Nabi Yunus a.s. tadi supaya selamat dari penderitaan. Namun ketika tidak disertai dengan penyesalan diri, maka hendaklah kita mengikuti teladan dari Nabi Ayub a.s.. Beliaulah hamba Allah yang sangat tabah dalam menghadapi musibah yang amat berat, berupa: jatuh miskin, sakit parah, dan hidup sebatang kara. Beliau ditinggalkan oleh teman-temannya, sedangkan semua anggota keluarganya telah binasa di bawah reruntuhan atap rumahnya.
Untuk mengikut teladan Nabi Ayub a.s., kita bisa mengucapkan dzikir:

Annî massaniyadh dhurru wa anta arhamur râhimîn.
(Sesungguhnya bencana telah menimpaku, tetapi Engkaulah yang Paling Penyayang diantara semua penyayang.)
(QS al-Anbiyaa’ [21]: 83)
Lantas, bagaimana hasil dari dzikir ini? Manis juga, bahkan lebih manis! Allah SWT mengungkapkan:
Maka Kami kabulkan doanya dan Kami hilangkan segala penderitaan yang menimpanya, dan Kami beri dia keluarga [baru] dan Kami lipatgandakan bilangannya, sebagai rahmat dari Kami sendiri dan peringatan bagi semua hamba Kami.” (QS al-Anbiyaa’ [21]: 84)

Supaya Tidak Menderita Lagi

Sesudah Allah SWT menghilangkan suatu penderitaan yang menimpa Anda, tentu Anda tidak ingin mengalami penderitaan itu lagi, bukan? Kalau begitu, bersyukurlah! Caranya? Anda dapat berdzikir dengan ucapan ahli surga (yang takkan menderita lagi):

Alhamdu lillâhil ladzî adzhaba ‘annal hazan. Inna rabbanâ laghafûrun syakûr.
Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka-cita dari kita. Sesungguhnya Tuhan kita benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.
(QS Faathir [35]: 34)

Dzikir untuk Atasi Masalah Selingkuh

7
Atasi Masalah Selingkuh
Hikayat Zulaikha-Yusuf
“Muda belia, gagah, dan tampan tiada duanya. Vaness Wu dan Ade Rai pun bukan bandingannya. …” Pariwara persuasif ini berkibar-kibar di atas gapura alun-alun. Dipajang di situ oleh Rahwana, sang pedagang budak.
Syahdan, tersedotlah tokoh-tokoh dunia komik ke tengah alun-alun. Paman Gober datang menawar. Yusuf, si budak ganteng, hendak dibarter dengan selembar kain kafan. “Pernah berusaha memiliki Mr. Universe merupakan kehormatan besar bagiku,” pikirnya.
“Satu juta Yen!” teriak Sin-chan di atas panggung sambil goyang ngebor, ngecor, ngekor. Tetapi pelelangan belum usai.
“Kutukar Yusuf dengan chip mikro-prosesor tercanggih seberat bobot dia!” sembur Richie Rich.
“Tidak!” tukas si cantik Zulaikha, istri Aziz. Yusuf adalah segalanya bagiku, batin wanita ini. “Kubayar dengan kilang-kilang minyak Sumatera, hutan-hutan kayu Kalimantan, dan gunung-gunung emas Papua,” ujarnya.
Kali ini, tawaran tak tertandingi. Maka, Yusuf diboyong ke istananya yang megah. Mirip aquarium.
Di aquarium sekokoh piramid itu, si Kucing Jelita membuka mata. Ia pun memasang umpan pada mata kail, pancing, jaring, pukat, dan segala macam jerat.
Namun, si Ikan Rupawan mengenali mana vaksin, mana virus. Dengan gesit, ia terus berenang di sela-sela perangkap.
Zulaikha tak kurang akal. Ia jebloskan Yusuf ke dalam kamar kostku.
Haaahhh? Kamar kostku? Mimpi ‘kali….
–Aisha Chuang,
Nikmatnya Asmara Islami
Kisah Zulaikha yang berusaha berselingkuh diungkapkan dalam Al-Qur’an di sejumlah ayat, khususnya pada surat ke-12 (Yusuf). Meski peristiwanya sudah sangat lama terjadinya, berabad-abad yang lalu, kisahnya masih selalu menarik untuk kita simak. Riwayatnya telah mengilhami para “tukang cerita” (pendongeng, pengarang, penyair, dsb.) untuk mengisahkannya kembali dalam versi masing-masing, seperti pada “Hikayat Zulaikha-Yuzuf” di atas.
Di masa sekarang, perselingkuhan masih menjadi momok yang mengerikan di dunia cinta. Tak sedikit rumah-tangga hancur (broken home) gara-gara suami atau istri berselingkuh. Tak jarang pasangan muda-mudi batal bersanding di pelaminan karena salah satunya atau bahkan keduanya berselingkuh.
Akibat dari perselingkuhan itu biasanya menyakitkan, sangat menyakitkan, sehingga menimbulkan trauma. Tak heran, sebagian orang diantara kita menjadi enggan menjalin atau menyambung kembali hubungan cinta dan tidak sudi membangun rumah-tangga. Kita takut disakiti.
Sebenarnya, perselingkuhan bukanlah sesuatu yang tidak dapat Anda atasi. Anda mampu mengatasinya. Apalagi bila upaya ini Anda perkokoh dengan dzikir “supaya [Anda] tidak selingkuh”, “suami [atau istri] atau kekasih Anda tidak selingkuh”, dan “supaya tiada lagi perselingkuhan [dalam hubungan cinta Anda dengan si dia]“.

Supaya Tidak Selingkuh

Orang bilang, kalau disodori ikan asin, kucing mana pun pasti melahapnya. Lantas, perumpamaan ini dijadikan sebagai alasan pembenar oleh sejumlah orang untuk berselingkuh. Ketika menjumpai peluang berselingkuh dengan seseorang yang menggiurkan, mereka bilang, “Mana tahan? Kucing mana yang tak menerkam ikan asin di depannya?”
Lho?! Kita ‘kan bukan kucing! Kita adalah manusia. Derajat kita lebih tinggi daripada hewan. Ngapain merendahkan diri sampai serendah derajat kucing?
Sebagai makhluk yang berderajat tinggi, kita sesungguhnya mampu menepis rangsangan untuk berselingkuh, dengan makhluk Tuhan yang paling sexy sekalipun. Contohnya ialah Yusuf a.s.. Meski dirayu oleh seorang wanita yang sangat cantik, sexy, murah-hati, dan kaya-raya, beliau mampu mempertahankan ketinggian derajatnya selaku manusia. Beliau mampu meredam api birahi beliau melalui dzikir.
Perhatikan: “Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: ‘Marilah ke sini.’ Yusuf berkata: ‘Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku (suamimu) telah memperlakukan aku dengan baik.’ Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung.” (QS Yusuf [12]: 23)
Selaku manusia berderajat tinggi seperti Yusuf a.s., Anda juga mampu meredam api birahi melalui dzikir, sehingga tidak berselingkuh. Untuk itu, setiap kali muncul godaan untuk berselingkuh, silakan ucapkan dzikir singkat ala Yusuf a.s.:

Ma‘âdzallâh.
Aku berlindung kepada Allah.
(QS Yusuf [12]: 23)

Supaya Suami atau Kekasih Anda Tidak Selingkuh

Disamping meredam api birahi diri sendiri, sehingga tidak berselingkuh, dzikir kita dapat pula meredam gejolak seksual si dia, sehingga juga tidak berbuat serong. Dengan kata lain, dzikir Anda bisa mencegah berselingkuhnya suami (atau istri) atau kekasih Anda. Untuk itu, silakan sering-sering mengucap dzikir:

Fa innallâha kâna bimâ ta‘malûna khabîrâ.
(Maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala yang kalian kerjakan.)
(QS an-Nisaa’ [4]: 128)
Dengan dzikir tersebut, Anda menyertakan Allah SWT dalam mengamati segala tingkah atau perilaku suami (atau istri) atau kekasih Anda. Walaupun Anda tidak bisa sepenuhnya mengawasi si dia, masih ada Allah yang Mengetahui segala yang dia kerjakan. Allah pun Mengetahui apa yang Anda upayakan untuk mencegah perselingkuhannya. Insya’Allah Dia akan menjaga hati si dia, memberinya hidayah, sehingga dia tidak mengkhianati Anda.
Dengan demikian, Anda tak perlu khawatir kalau-kalau si dia berlaku sewenang-wenang atau meninggalkan Anda. Allah berfirman, “Dan jika seorang wanita khawatir suaminya berlaku sewenang-wenang atau meninggalkannya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik, walaupun manusia itu bertabiat kikir. Dan jika kamu [bergaul] dengan baik dan memelihara dirimu [dari sikap sewenang-wenang], maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala yang kamu kerjakan.” (QS an-Nisaa’ [4]: 128)

Supaya Tiada Lagi Perselingkuhan

Bagaimana bila telah terlanjur terjadi perselingkuhan? Ini pun masih dapat Anda atasi. Andai pernah terjadi perselingkuhan, itu bukan berarti pasti akan ada perselingkuhan lagi. Allah itu bukan hanya Mengetahui perselingkuhan tersebut, melainkan juga Mahabijaksana. Dengan kebijaksanaan-Nya, Dia akan menerima taubat kita dan menyukai perbaikan yang kita upayakan.
Allah SWT berfirman, “Dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji di antara kamu, maka berilah hukuman kepada keduanya, kemudian jika keduanya bertaubat dan memperbaiki diri, maka biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran ketololan [atau kekhilafan], yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS an-Nisaa’ [4]: 16-17)
Oleh karena itu, supaya tiada lagi perselingkuhan dalam hubungan cinta Anda dengan si dia setelah pertaubatan dan perbaikan diri masing-masing, Anda dapat mengucap dzikir:

Wa kânallâhu ‘alîman hakîmâ.
(Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.)
(QS an-Nisaa’ [4]: 17)


0 komentar: