Menentukan
tujuan perjalanan dapat dimulai dari beberapa hal, seperti misalnya
nostalgia masa kecil, obsesi yang tersimpan dan terbangun sejak lama,
hobi, bidang ilmu/pekerjaan, dan media yang Anda baca.
Ketika masih SMP, saya membaca liputan-liputan perjalanan di majalah
National Geographic. Saya mengidolakan satu fotografer Iran bernama Reza
Deghati, karena foto-fotonya memukau saya pada saat itu. Bayangan
menjadi jurnalis foto pun muncul dan terus mengikuti saya beberapa tahun
setelah itu. Saya jadi ingin mengunjungi Tabriz, Iran, asal fotografer
tersebut. Jembatan Rialto dan Grand Canal di Venezia, Italia. Foto: Thinkstock
Membaca “Istanbul” karya Orhan Pamuk memang agak melelahkan, namun menakjubkan. Saya bisa menghabiskan satu buku itu dengan motivasi yang sederhana: imajinasi tentang kota Istanbul pada masa-masa yang diuraikan di situ. Dibawalah saya maju-mundur merentasi waktu, “dipaksa” untuk membayangkan detil-detil tertentu yang ternyata cukup membuat saya ingin pergi ke sana.
Saya lebih suka pesawat dari kereta api, namun cita-cita saya justru naik jalur kereta Trans-Siberia dari Beijing ke Moskow. Pertama kali membaca tentangnya di Internet, hati saya langsung jatuh cinta penuh harap. Menurut saya, tak ada yang lebih menakjubkan dari “mengisolasikan” diri di “negeri antah-berantah” dengan populasi yang sedikit namun pesona alam yang tersuguhkan bagai film.
Melihat peta jalur kereta api bawah tanah, di Tokyo misalnya, membuat saya bertanya-tanya tempat apa saja yang dilalui jalur-jalur ini. Saya tak begitu peduli apa jalur itu akan membawa saya ke tempat “populer”, saya lebih suka turun di sembarang tempat. Seluruh kota adalah atraksi utama.
Add caption |
Kenangan masa kecil melintasi Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro dalam perjalanan antara Purwokerto dan Semarang, membuat saya ingin melakukan lagi perjalanan darat semacam itu.
Ketika merencanakan perjalanan selanjutnya, mulailah dari inspirasi-inspirasi sederhana. Tentu saja, tidak perlu jauh-jauh, tetapi banyak yang bisa diambil dari pengalaman masa lalu, baik yang pahit atau manis. Tentukan mana yang paling realistis pada saat itu dan mulailah bergerak!
Apa inspirasi perjalanan Anda?
Sigit Adinugroho mengisi blog perjalanan www.ranselkecil.com.
0 komentar:
Posting Komentar