Mengurai Penyesatan 9/11
Oleh: John Kaminski21 Oktober 2004
(Sumber: www.rudemacedon.ca)
Orang-orang bertanya kepada saya soal 9/11, wajar saja, sebab saya telah menulis banyak artikel tentangnya, dan melakukan banyak wawancara radio – semua secara gratis – untuk memperingatkan masyarakat bahwa penjelasan pemerintah tidak benar.
Saya selalu mengatakan bahwa kepingan bukti paling memberatkan adalah kebohongan pemerintah sendiri yang bisa dibuktikan, yang meliputi kegagalan melakukan penyelidikan sah mengenai peristiwa-peristiwa di hari tragis itu, penyalahan seketika terhadap teroris di gua-gua Afghanistan, dan komisi gila dan gadungan yang mengisi tempatnya dalam sejarah bersama Komisi Warren sebagai pengecohan politik yang mencolok.
Keping bukti terbaik yang menunjukkan keterlibatan pemerintah AS dalam perencanaan dan eksekusi bencana 9/11 adalah respon yang diucapkan oleh Wakil Presiden Cheney, Menteri Pertahanan Rumsfeld, dan kepala staf militer Myers tak lama setelah serangan. (Lihat www.emperors-clothes.com) Mereka semua berpura-pura terkejut, dan berkata bahwa mereka tidak tahu bencana seperti itu bisa terjadi.
Tapi, kebohongan mereka tersingkap beberapa jam kemudian ketika FBI merilis 19 nama terduga pembajak, mengindikasikan bahwa pemerintah telah melacak orang-orang ini selama berbulan-bulan. Jika mereka tidak tahu itu bisa terjadi, bagaimana mereka tahu nama-nama pembajak?
Kebohongan ini lebih jauh diperkuat belakangan dengan pengungkapan yang diuraikan oleh penulis October Surprise, Barbara Honegger (lihat bagian bawah www.oilempire.us), bahwa pemerintah sedang melakukan beragam latihan pada 11 September 2001 menggunakan pesawat sebagai senjata, jadi ketika pejabat tinggi pemerintah membantah mengetahui soal ancaman pesawat bermuatan bahan bakar yang menghantam gedung bisa betul-betul terjadi, mereka sebetulnya sedang menjalankan berbagai latihan untuk mencegahnya sejak awal – HARI ITU JUGA. Tak tahu malu.
Jadi meski terjadi penggelapan berita secara total oleh media mainstream mengenai fakta-fakta ini, dan meski terdapat ketidakmauan nyata mayoritas orang Amerika (terutama pejabat terpilih dan petugas penegak hukum) untuk menghadapi pemerintahan mereka atas kebohongan gamblang ini, sebetulnya semua orang di dunia tahu cerita sesungguhnya, bahwa pemerintah AS telah berbohong terus-menerus tentang apa yang terjadi pada 9/11, dan inilah yang melahirkan gerakan kaum skeptik 9/11 di seluruh dunia.
Tiga bukti lain juga berkontribusi pada ketidakpercayaan luas terhadap segala ucapan pemerintah Amerika soal terorisme secara umum ataupun 9/11 secara khusus:
- Di samping kegagalan menyelidiki secara objektif apa yang terjadi pada 9/11, Presiden Bush dan para penjilatnya melakukan segala hal untuk menghadang penyelidik, yang mereka tunjuk sendiri, mengumpulkan informasi relevan, DAN, memerintahkan pemusnahan dan/atau pemberangusan bukti (utamanya bukti audio dan video) yang berhubungan erat dengan penilaian akurat atas apa yang sesungguhnya terjadi.
- Sampai hari ini, pemerintah Amerika belum pernah menghasilkan secarik bukti pun (selain informasi rahasia yang direkayasa dan tak meyakinkan soal perintah beberapa fiksi Iraq) yang mengaitkan Osama bin Laden ataupun teroris Muslim dengan serangan.
- Invasi militer atas Afghanistan dan Iraq menyusul 9/11 dan diiklankan sebagai respon terhadap “teror” 9/11 sebetulnya direncanakan SEBELUM 9/11.
Bahwa kesimpulan ini belum mencakup pemikiran kolektif Amerika dan belum menghasilkan penahanan masal birokrat kaya di Washington, itu disebabkan utamanya oleh dua faktor:
- Sensor korporat media mainstream yang dikendalikan Zionis, yang sama terlibatnya dengan pejabat pemerintah khianat dalam memberangus fakta-fakta yang akan menyingkap cerita sesungguhnya…
- Dan orang Amerika sendiri, yang telah didungukan hingga koma parah oleh kombinasi sistem pendidikan yang menumpulkan akal di mana pemikiran kritis dikecilkan; pasokan pangan yang diinfeksi dengan bahan aditif yang melemahkan yang menurunkan kesiagaan; sistem medis yang berhasrat menyalurkan vaksin yang menciptakan derita tersembunyi yang telah disalahgunakan oleh raksasa farmasi yang berhasrat menjajakan obat antidepresi yang mengebaskan akal; dan agama-agama kebencian yang mengendalikan pikiran yang mengajarkan ketakutan dan menganjurkan pembunuhan masal orang asing sebagai cara memperlihatkan kesalehan seseorang.
Saat ini, semakin banyak orang Amerika, daripada sebelumnya, siap memeluk ide bahwa ada sesuatu yang amat keliru pada penjelasan pemerintah mereka soal bencana aneh di New York, Washington, dan Shankscille, Pennsylvania ini, dan bagaimana bencana ini dieksploitasi menjadi dalih tepat untuk menyerang negara-negara penghasil minyak di seluruh dunia serta membatasi tradisi kebebasan sipil di dalam negeri.
Tapi apa yang terjadi ketika individu-individu yang akhirnya berani ini mencari informasi alternatif mengenai tragedi tak terkatakan dan penipuan sinis setelahnya?
Kebingungan total.
Mereka yang akhirnya memberanikan diri dan berkata, “Apa yang saya dengar ini tidak benar,” dihadapkan dengan deretan membingungkan teori-teori yang bersaing, argumen tanpa ujung soal detil teknis, dan bahkan beberapa klaim yang bersandar pada analisa film canggih yang ditolak oleh kaum skeptik lain, yang sama-sama berkualifikasi dan amat rajin dalam keyakinan mereka soal kebohongan pemerintah, sebagai fiksi mencurigakan.
Apa yang mesti dilakukan oleh seseorang yang mencari jawaban sesungguhnya?
Karena saya termasuk dalam kategori ini, belakangan saya menyarankan untuk berpegang pada isu inti yang dapat dibuktikan (daripada berjuang mencari bukti menggemparkan yang tidak bisa disangkal siapapun). Terlalu banyak kaum skeptis mengklaim memiliki bukti “itu”, namun akhirnya diejek oleh orang yang membantah.
Saya sendiri menjadi korban ejekan ini, lantaran menganjurkan berpegang pada kebohongan yang dapat dibuktikan mengenai situasinya. Sikap saya mendorong seorang analis film ternama, Phil Jayhan sang pencetus teori misil yang disertakan dalam video populer yang kini beredar, mencela bahwa saya tidak mempedulikan orang-orang yang tewas pada 9/11.
Ada baiknya mengetahui pendirian orang. Kini saya takkan mungkin lagi mempercayai apapun yang dia katakan, dan semakin mudah bagi saya untuk memutuskan kejujuran rekaman film yang dia kumpulkan.
Tapi saya mendahului diri saya sendiri. Maaf atas lamanya waktu untuk membuka ini. Saya telah menghabiskan berbulan-bulan untuk memikirkan ini. Terutama, saya tak ingin meremehkan seseorang yang tak pantas diremehkan. Saya bukan periset penting 9/11. Saya hanya penulis dan warga biasa yang mencoba memikirkan keadaan. Dengan kualifikasi biasa inilah saya, di atas segalanya, mencoba mengamati dengan siaga.
Nomor satu adalah: berusaha mengenali pelaku sesungguhnya. Setiap penyingkapan lain harus merupakan subordinat bagi tujuan ini. Banyak kaum skeptik 9/11 mengakui lewat tindakan mereka bahwa ini bukanlah tujuan mereka. Mereka lebih mempromosikan teori mereka daripada bekerja untuk mengenali penjahatnya.
Oke, lanjut dengan analisa.
“Fahrenheit 9/11”-nya Michael Moore menjadi letusan riil pertama dalam kebisuan media mainstream soal penutup-nutupan fakta, dan membuat perilaku aneh Presiden Bush menjadi perhatian jutaan orang yang tak dipaksa untuk membacanya dengan teliti. Ini saja tak terhitung nilainya. Tapi seiring waktu berjalan, pengkritik melihat bahwa Moore sebetulnya tidak menyentuh satupun isu-isu inti 9/11, dan yang lebih buruk, dia mengalihkan perhatian kepada Saudi dan menjauh dari Israel. Saya pikir hari ini opini yang ada soal film ini adalah bahwa ia hanyalah propaganda kampanye Partai Demokrat yang setidaknya membawa perhatian pada pengikisan pesat kebebasan sipil Amerika, tapi tidak betul-betul menyentuh isi kebohongan 9/11.
Video berikutnya, “9/11 in Plane Site”, telah mengambil alih popularitas dari film Moore di kalangan orang-orang yang ingin tahu fakta sesungguhnya 9/11, dan saya akan kembali ke subjek ini nanti.
Saat ini (akhir Oktober 2004), harapan tertinggi penyingkapan cerita sejati 9/11 terpatri pada buku baru, Crossing the Rubicon, karya Mike Ruppert, yang sejak hari pertama setelah tragedi telah menetapkan dirinya sebagai periset 9/11 nomor satu lewat website From The Wilderness-nya. Barangkali gara-gara kecemburuan kompetisi, barangkali akibat keprihatinan logis, Ruppert telah menjadi sasaran kritik dari banyak periset 9/11 lain lantaran keputusannya mengaitkan fokus risetnya dengan Peak Oil, sebuah konsep yang bersikeras menyatakan persoalan riilnya adalah bahwa dunia sedang kehabisan minyak, dan itu akan menimbulkan chaos dan malapetaka yang tak pernah ada sebelumnya di masa dekat mendatang. Ini adalah isu yang oleh banyak orang dianggap tidak terhubung secara logis dengan 9/11. Oleh sebab itu, sebagian orang merasa Ruppert sedang menciptakan penyesatan di mana tak ada satupun yang eksis.
Begitu pula halnya dengan konferensi besar 9/11 yang digelar baru-baru ini di San Fransisco, yang berusaha diubah oleh dominasi Ruppert menjadi konferensi tentang Peak Oil. Segelintir orang menegaskan bahwa Peak Oil penting untuk dibicarakan. Tapi banyak orang, termasuk saya, tidak melihat relevansinya dengan penangkapan bajingan 9/11, dan karenanya menganggapnya sebagai penyesatan dari penyelidikan.
Meski begitu, banyak orang memegang harapan bahwa penunjukan Ruppert kepada Wakil Presiden Dick Cheney sebagai dalang kekacauan yang memungkinkan teroris mengerjakan tujuan jahatnya pada 9/11 akan membawa pada penuntutan Cheney atas kelalaian tugas dan membantu usaha teroris.
Namun, yang lainnya percaya arah penyelidikan ini sendiri terbatas, sebab selain mempertahankan fiksi adanya pembajak sungguhan yang menerbangkan pesawat, ia fokus pada anggapan bahwa peristiwa ini dapat terjadi ketimbang pada dugaan bahwa Cheney, Bush, dan lain-lain bertanggungjawab atas seluruh skenario serangan.
Siapa bisa bilang? Apakah upaya Ruppert logis untuk membongkar fakta atau itu cuma labirin rumit yang dimaksudkan untuk membatasi kerugian dan mengelakkan orang-orang yang pantas disalahkan?
Dan Anda tak bisa bilang “hanya waktu yang akan mengatakannya” sebab kita juga masih memperdebatkan apa yang terjadi dalam pembunuhan Lincoln dan Kennedy. Faktanya: terkadang kita tak pernah mengetahui apa yang terjadi.
Tanda penuh harapan yang kedua di arena publik adalah gugatan hukum yang didaftarkan oleh pengacara San Fransisco, Stanley Hilton, yang menuduh bahwa Presiden Bush dan banyak pejabat publik lainnya berkonspirasi membiarkan serangan 9/11 terjadi. Tuntutan ini meminta ganti rugi miliaran dolar atas nama kerabat 14 korban, dan menyatakan Bush dan kawan-kawannya mendapat untung miliaran dolar dari perubahan atmosfer politik AS yang memungkinkan mereka menggenderangkan perang menguntungkan di mana pun dan kapan pun mereka mau.
Gugatan Hilton mengandung banyak kritik logis terhadap non-penyelidikan dan penutup-nutupan 9/11 yang menjadi bacaan menarik bagi orang-orang yang belum tercerahkan (lihat ringkasan dasarnya di www.truthout.org), tapi seperti sudut serangan Ruppert, gugatan ini menyebutkan perencana serangan tanpa bukti, dan karenanya sama-sama dikritik sebagai pemikiran yang terbatas yang dimaksudkan untuk menyembunyikan perencana peristiwa yang sesungguhnya meskipun bermaksud mengorbankan beberapa nama besar pada roda peradilan.
Jadi kedua upaya terkenal ini tidak menjawab inti persoalan: siapa sebetulnya yang melakukannya? Siapa kucing gemuk yang memerintah Bush dan Cheney (dan, untuk itu, Kerry dan Edwards) dari bayangan gelap kekayaan luar biasa yang menyiapkan rencana jahat ini untuk mengubah karakter peradaban Amerika dari kemurnian terjaga menjadi kebejadan agresif?
Meski upaya Ruppert dan Hilton menghasilkan banyak harapan di kalangan orang yang percaya dalam hatinya bahwa Amerika telah menjadi cyborg korporat jahat yang menghabisi sebanyak mungkin manusia jujur, ada kemungkinan bahwa upaya tersebut adalah bagian eksotis dan terususun rapi dari penutup-nutupan besar yang dirancang untuk mengorbankan segelintir boneka tingkat tinggi dalam rangka melindungi miliuner jahat yang memikirkan keseluruhan skenario.
Ini membawa kita kembali ke video populer, “9/11 in Plane Site”, yang barangkali telah mengundang lebih banyak orang ke dalam kalangan skeptik 9/11 dibanding manuver manapun. Tapi pertanyaan besarnya – dan bayangan raksasa yang dihasilkannya pada seluruh gerakan skeptik 9/11 – adalah: Apa ini nyata? Dan yang lebih penting, apa jadinya jika tidak?
Disinformasi efektif selalu mengandung banyak fakta faktual yang dicemari kuman dusta yang kecil tapi merusak, yang manakala ditemukan, meruntuhkan kredibilitas semua fakta dalam paket itu.
Menurut beberapa pengamat, terutama Brial Salter dari website terhormat, www.questionquestions.net, “9/11 in Plane Site” mengandung ketidakakuratan faktual pada segmen yang dikenal sebagai “rekaman bulu”. Narator Dave Von Kleist menyatakan dalam film itu bahwa bulu asap ini mulai naik dari lantai dasar Menara Kembar SEBELUM menara mulai runtuh. Salter, menggunakan karya terdahulu periset Jim Hoffman, mencatat bahwa film ini diada-adakan, dan bahwa faktanya Menara Selatan sudah mulai runtuh.
Von Kleist, ketika dihadapkan dengan berita ini di sebuah konferensi kaum skeptik baru-baru ini di New York City, menceritakan beberapa kisah berlainan tentang isu ini kepada orang-orang berlainan. Beberapa hari kemudian, dia menyulam pembelaan rekamannya dalam websitenya, tapi sejak saat itu menolak menanggapi pertanyaan orang-orang mengenai insiden 9/11.
Selain itu, www.questionquestions.net milik Salter menghasilkan sebuah cerita yang menganggap video spektakuler karya Jayhan berisi analisa misil yang sedang ditembakkan dari pesawat yang menghantam menara bisa ditafsirkan dengan bebas.
Ketika subjek ini diangkat dalam sebuah perdebatan email baru-baru ini yang dipicu oleh pertanyaan webmaster www.serendipity.li (Peter Meyer), itu menghasilkan gempuran hinaan kasar dari semua kalangan skeptik 9/11 yang berkomitmen pada “teori tanpa pesawat” (teori yang didasarkan pada analisa video mereka secara intens bahwa tak ada pesawat menghantam Menara Kembar pada 9/11). Secara prinsip, pengikut “teori tanpa pesawat” yang berang ini mencakup The Webfairy, Gerard Holmgren, dan Scott Loughrey, yang semuanya telah membedakan diri dari berbagai penemuan teka-teki 9/11. Jayhan bukan pengikut “teori tanpa pesawat”, sebab dia percaya pesawatnya menembakkan misil.
Gempuran tuduhan sporadis terhadap semua orang yang sekadar mengajukan pertanyaan memuncak lewat pernyataan Jayhan bahwa saya tidak mempedulikan korban 9/11 sebab saya tidak sependapat dengannya, dan makian khas sedang dimuntahkan oleh mereka semua. Jadi berdasarkan perilaku pribadi mereka, saya cendeung tidak mempercayai apapun yang mereka katakan.
Namun, kita semua [biasa] mengatakan hal-hal yang tidak kita inginkan dalam panasnya argumentasi, jadi saya tidak mendasarkan opini saya soal bukti yang mereka hasilkan (dan dalam kasus Holmgren, tidak bisa disangkal dan amat otentik, terutama berkenaan dengan pembuktian bahwa setidaknya dua penerbangan 9/11 tak pernah eksis) pada bodohnya atau kasarnya tingkah mereka ketika ditantang.
Yang masih diperselisihkan adalah rekaman bulu dalam “9/11 in Plane Site” dan klaim palsu Von Kleist. Saya cemas, jika sebagian isi film ini terbukti palsu, akankah semua orang yang memeluk skeptisisme 9/11 gara-gara film ini membuang penilaian mereka ketika menyadari bahwa mereka tidak diberi fakta yang sesungguhnya?
Itulah yang selalu menjadi kecemasan saya terkait film ini. Sebagaimana Anda ingat dari ulasan terdahulu saya, saya antusias menyokong segmen Pentagon dalam film ini dan menyerahkan kepada pembaca untuk memutuskan soal sisanya.
Nah, setelah penyembunyian [fakta] oleh Von Kleist dan kebisuannya, saya ingin menyatakan film ini hanya memberi perhatian khusus pada klaimnya soal bulu asap dan terutama tafsiran subjektif atas pesawat yang menembakkan misil.
Bahwa saya tidak percaya satupun dari bagian-bagian itu, hal ini tidak mesti disetujui oleh penonton. Saya ingin Anda memutuskan sendiri.
Jadi…alasan prinsipil hingga saya mendapat begitu banyak cemoohan dari orang-orang yang memilih tafsiran eksotisnya sendiri atas apa yang terjadi pada 9/11 adalah bahwa saya mendadak menjadi konservatif dalam apa yang saya percayai tentang hari amat penting itu.
Bukan, bukan konservatif seperti dalam “neokon” atau “Zionis fundamental”. Tapi konservatif dalam keinginan menunjuk hanya pertanyaan-pertanyaan 9/11 yang sepengetahuan saya bisa dibuktikan, atau, sebagaimana ditanyakan oleh Peter Meyer dalam email awal, isu-isu 9/11 yang “tak perlu diperselisihkan lagi”.
Pertama dan terutama, sebagaimana saya uraikan di atas, adalah kebohongan pemerintah, tumpukan kebohongan yang membuktikan kepada kaum skeptik bahwa tak terhitung pejabat belum memberitahu fakta tentang hari menyedihkan itu, dan bahwa banyak kejahatan telah dilakukan, termasuk menghalangi peradilan, pengkhianatan, dan pembunuhan masal.
Kedua, saya percaya pemerintah gagal menghasilkan bukti bahwa pembajak bertanggungjawab atas tragedi, bahwa tak ada bukti mereka berada dalam pesawat, dan tak ada bukti kuat mereka dapat menerbangkan pesawat semacam itu jika mereka ada di dalamnya, dan bahwa karena mereka tak diragukan lagi memakai identitas palsu, tak mungkin pemerintah menyalahkan suatu negara (kecuali negara yang berspesialisasi mencuri identitas orang-orang), jadi invasi Afghanistan dan Iraq adalah kesalahan besar, begitu pula menyalahkan Saudi.
Ketiga, saya menyukai frase “ketika menara mulai runtuh”. Saat Anda sadar bahwa puing-puing yang tersembur ke sisi Menara Kembar yang runtuh jatuh pada laju yang sama dengan menara itu sendiri, Anda sadar tak ada hambatan bagi menara runtuh itu, berarti gedung diruntuhkan. Kalau tidak, gedung takkan jatuh begitu lembut; tiap lantai, serta tiang inti no 47 yang amat kuat, takkan kolaps secara merata seandainya tidak diledakkan. Digabung dengan misteri kolapsnya WTC7 secara on-demand beberapa waktu kemudian pada hari itu, tak ada keraguan sama sekali dalam benak saya bahwa Menara Kembar diruntuhkan dan tubrukan pesawat dipentaskan hanya untuk menutupi penghancuran lalu digunakan sebagai dalih oleh elit kekuasaan korporat untuk mengadakan perang di seluruh dunia.
Keempat, jalur terjelas bagi saya untuk menetapkan siapa yang bertanggungjawab atas perayaan ketamakan yang mengerikan ini adalah mengidentifikasi investor pra-9/11 yang mendapatkan miliaran dolar dengan pertaruhan finansial cerdik berdasarkan pengetahuan di muka bahwa akan ada kejadian. Bahwa FBI telah menyatakan investasi ini tidak mencurigakan, hal ini merupakan bukti lebih jauh bahwa FBI tidak bekerja demi rakyat Amerika, melainkan demi miliuner yang mengendalikan pemerintahan, media, dan kehidupan setiap orang yang terancam di dunia ini.
Dan kelima adalah “gajah di ruang keluarga” yang besar namun tak dibicarakan. Ini adalah aspek 9/11 yang paling jarang disebutkan, dan belakangan dilarang oleh undang-undang bahkan untuk dibahas.
Ya, keterlibatan Israel. Pengaruh Yahudi terhadap proses politik, tidak bisa disanggah, tapi kebanyakan tidak dibicarakan lantaran kecemasan akan kehancuran finansial, atau dibunuh. Israel adalah negara yang menjelajahi dunia, membunuhi turis, lalu mencuri kartu identitasnya. Israel adalah negara yang mendapatkan miliaran dolar bantuan luar negeri AS setiap tahun dan tak pernah mengganti sepeser pun. Israel adalah negara yang mengendalikan media Amerika, sehingga Anda tidak mendapatkan berita tentang pembantaian anak-anak Palestina terus-menerus, atau sidik jari Zionis dalam pengeboman gereja dan pemenggalan berdarah di Iraq. Israel adalah negara yang sepenuhnya menguasai George W. Bush dan John Kerry.
Jadi…dalam mengurai penyesatan 9/11, saya memilih berpegang pada isu-isu inti, agar saya dapat memberitahu orang-orang tanpa perlu pikir panjang dan meyakinkan mereka bahwa pemerintah belum mengatakan yang sebenarnya.
Anda bisa menyimpan misil dan hologram Anda (dan juga cercaan dangkal Anda). Pemerintah berbohong dan dunia berada dalam bahaya menyeramkan akibat dari itu.
Mudah sekali membuktikan bahwa 9/11 adalah pekerjaan orang dalam yang direncanakan, dilaksanakan, lalu ditutup-tutupi oleh pejabat tinggi pemerintah Amerika. Kita tak perlu rekaman film eksotis, yang mungkin direkayasa atau tidak, untuk membuktikannya. Kecemasan besar saya adalah, sebagaimana terhadap video Von Kleist, bahwa ketika aspek-aspek teori-teori ini terbantahkan, itu betul-betul akan lebih merugikan gerakan skeptik 9/11 daripada membantunya.
Bukti yang cukup umum sudah ada untuk mendakwa dan menghukum ribuan pihak. Sistem pengadilan Amerika yang sepenuhnya korup merupakan kesangsian lain.
Persoalan riil kini adalah penduduk Amerika yang bersikeras menyangkal apa yang baru saya ceritakan. Penyangkalan terus-menerus dari pihak yang menolak mendengarkan dan memahami tersebut akan membawa mereka dan kita semua ke satu arah – tepat ke neraka penuh perbudakan, kemiskinan, penyakit, aksi teror mencurigakan lainnya, dan ujungnya ke Perang Dunia III dan akhir masyarakat manusia yang kita kenal.
0 komentar:
Posting Komentar