Setelah lima tahun melanglang buana di beberapa panggung jogja dan sempat merilis EP di tahun 2008 serta single di pertengahan tahun 2010, Suddenly Sunday akhirnya launching album pertama mereka bertajuk “Everything Under The Sun” di Auditorium IFI-LIP Yogyakarta pada 6 Juli 2012. Seperti biasanya, event ini sempat ngaret 30 menit dari yang dijadwalkan pada pukul 19.30 WIB. Namun tidak mengurangi antusias para penonton yang sebelum acara telah memenuhi pelataran depan IFI-LIP Yogyakarta.
Ternyata acara launching mereka terbagi atas dua sesi, dan dijeda
menuju sesi kedua diisi sebuah video documenter yang bekerja sama dengan
Pulang Pagi Film, namun sayang terdapat kesalahan teknis di bagian
audio ketika ditampilkannya, tapi jika dilihat dari visualnya video
tersebut merupakan suatu dokumentasi proses kreatif Suddenly Sunday
dalam penggarapan album perdana mereka, Everything Under The Sun.
Masuk pada sesi kedua, nambak bahwa Suddenly Sunday merupakan sebuah
band fashionable yang memperhatikan ‘dandanan’ mereka dengan merubah
kostum yang dikenakan masing-masing personilnya, maklum, secara historis
band ini terbentuk, para personilnya dulu pernah bekerja di outlet
pakaian “Whatever Shop” dan masing-masing personilnya berkeinginan
untuk bermusik membuat band dan akhirnya jadilah Suddenly Sunday. Perlu
diketahui Suddenly Sunday telah bergonta-ganti personil dan pada
launching album perdana mereka ini, Suddenly Sunday memberikan kejutan
dengan menghadirkan dua orang laki-laki mantan personil mereka yang
terbentuk dari Whatever Shop untuk berkolaborasi, mungkin hal ini
dihadirkan sebagai bentuk dari perjalanan proses kreatif mereka dalam
bermusik untuk sampai pada launching album perdana mereka. Oleh karena
itu mereka memainkan satu hits dari album perdana mereka berjudul
Whatever yang mereka dedikasian untuk history perjalanan terbentuknya
band ini.
Pada sesi kedua ini ternyata banyak sekali kejutan peristiwa yang tak
terduga, seperti ketika mereka memainkan satu buah lagu dari Ep mereka
di tahun 2008 berjudul Higher yang juga terdapat dalam list lagu di
Album perdana mereka Everything Under The Sun, tiba-tiba di tengah
permainan, senar Bass Woro Agustin putus dan mendadak mereka memainkan
lagu tersebut tanpa iringan bass Woro. Namun, pada lagu selanjutnya,
yang juga lagu terakhir yang dimainkannya berjudul Hibernation, Woro
masuk ke stage dan langsung mengambil mic bernyanyi bersama tanpa
memainkan bassnya, sepertinya dia tidak ingin kehilangan momen di akhir
acara launching perdana bersama band yang dirintisnya untuk tetap
bersama merasakan kecerian atas jerih payah yang telah dicapai oleh
Suddenly Sunday. Everything Under The Sun merupakan suatu perjalanan
dari proses kreatif yang terus ‘bergerak’ pada sesuatu yang telah mereka
ciptakan dalam bermusik.
Di akhir acara, Suddenly Sunday berterima kasih pada berbagai pihak
dan kerabat mereka yang telah berkontribusi atas berlangsungnya event
launching album mereka, Everything Under The Sun. Album “Everything
Under the Sun” itu sendiri dikemas dalam dua bentuk, yang pertama
berbentuk CD fisik dengan kemasan eksklusif bersifat ‘collectible’ yang
dibuat hanya 200 buah. Sedangkan yang kedua berbentuk non fisik, berupa
kode unduhan yang hanya bisa didapat disetiap official merchandise
Suddenly Sunday.
Photos & Text: Hafitz Maulana
Advertisment
0 komentar:
Posting Komentar