Kamis, 16 Agustus 2012

Gig Review: Suddenly Sunday “Everything Under The Sun” Album Launch

_DSC1397Setelah lima tahun melanglang buana di beberapa panggung jogja dan sempat merilis EP di tahun 2008 serta single di pertengahan tahun 2010, Suddenly Sunday akhirnya launching album pertama mereka bertajuk “Everything Under The Sun” di Auditorium IFI-LIP Yogyakarta pada 6 Juli 2012. Seperti biasanya, event ini sempat ngaret 30 menit dari yang dijadwalkan pada pukul 19.30 WIB. Namun tidak mengurangi antusias para penonton yang sebelum acara telah memenuhi pelataran depan IFI-LIP Yogyakarta.


Ketika masuk ke dalam ruang Auditorium IFI-LIP ternyata telah disambut dengan audio intro yang dibuat oleh Adit dari The Perplexity of Stamatisdesiree. Tidak berselang lama, para audience telah memenuhi tribun di dalam Auditorium IFI-LIP, dan segera Adi Wijaya (gitar), Dewi Sarmudyahsari (drum), Dini Yunitasari (vokal), Helmy Febrian (gitar) dan Woro Agustin (bass) menggebrak dengan beberapa lagu yang terdapat dalam album perdana mereka, Everything Under The Sun, seperti Mighty Sunday, Music Box and the Glowing Tree, Hollow night, Myopia, Say Hello to Ironique. Pada lagu Red Wall Suddenly Sunday berkolaborasi dengan Seto Lareno dan sebuah remix dari lagu mereka berjudul Club Addicted yang berkolaborasi dengan Egha Eshayoga. Selama mereka memainkan lagu-lagu dalam album Everything Under The Sun, didukung dengan background stage yang menampilkan visualization video art yang digarap oleh beberapa kerabat Suddenly Sunday seperti, Fake Studio  dan Dito Yuwono.
Ternyata acara launching mereka terbagi atas dua sesi, dan dijeda menuju sesi kedua diisi sebuah video documenter yang bekerja sama dengan Pulang Pagi Film, namun sayang terdapat kesalahan teknis di bagian audio ketika ditampilkannya, tapi jika dilihat dari visualnya video tersebut merupakan suatu dokumentasi proses kreatif Suddenly Sunday dalam penggarapan album perdana mereka, Everything Under The Sun.
Masuk pada sesi kedua, nambak bahwa Suddenly Sunday merupakan sebuah band fashionable yang memperhatikan ‘dandanan’ mereka dengan merubah kostum yang dikenakan masing-masing personilnya, maklum, secara historis band ini terbentuk, para personilnya dulu pernah bekerja di outlet pakaian “Whatever Shop”  dan masing-masing personilnya berkeinginan untuk bermusik membuat band dan akhirnya jadilah Suddenly Sunday. Perlu diketahui Suddenly Sunday telah bergonta-ganti personil dan pada launching album perdana mereka ini, Suddenly Sunday memberikan kejutan dengan menghadirkan dua orang laki-laki mantan personil mereka yang terbentuk dari Whatever Shop untuk berkolaborasi, mungkin hal ini dihadirkan sebagai bentuk dari perjalanan proses kreatif mereka dalam bermusik untuk sampai pada launching album perdana mereka. Oleh karena itu mereka memainkan satu hits dari album perdana mereka berjudul Whatever yang mereka dedikasian untuk history perjalanan terbentuknya band ini.
Pada sesi kedua ini ternyata banyak sekali kejutan peristiwa yang tak terduga, seperti ketika mereka memainkan satu buah lagu dari Ep mereka di tahun 2008 berjudul Higher yang juga terdapat dalam list lagu di Album perdana mereka Everything Under The Sun, tiba-tiba di tengah permainan, senar Bass Woro Agustin putus dan mendadak mereka memainkan lagu tersebut tanpa iringan bass Woro. Namun, pada lagu selanjutnya, yang juga lagu terakhir yang dimainkannya berjudul Hibernation, Woro masuk ke stage dan langsung mengambil mic bernyanyi bersama tanpa memainkan bassnya, sepertinya dia tidak ingin kehilangan momen di akhir acara launching perdana bersama band yang dirintisnya untuk tetap bersama merasakan kecerian atas jerih payah yang telah dicapai oleh Suddenly Sunday. Everything Under The Sun merupakan suatu perjalanan dari proses kreatif yang terus ‘bergerak’ pada sesuatu yang telah mereka ciptakan dalam bermusik.
Di akhir acara, Suddenly Sunday berterima kasih pada berbagai pihak dan kerabat mereka yang telah berkontribusi atas berlangsungnya event launching album mereka, Everything Under The Sun. Album “Everything Under the Sun” itu sendiri dikemas dalam dua bentuk, yang pertama berbentuk CD fisik dengan kemasan eksklusif bersifat ‘collectible’ yang dibuat hanya 200 buah. Sedangkan yang kedua berbentuk non fisik, berupa kode unduhan yang hanya bisa didapat disetiap official merchandise Suddenly Sunday.















_DSC1425

Recent Downloads

Photos & Text: Hafitz Maulana
Advertisment

0 komentar: